Wednesday 13 January 2016

Cerita Umroh: Pertama Kali Melihat Ka'bah

Sekitar sebulan yang lalu bahkan masih ga terpikir bahwa saya bakal umroh awal tahun ini. memang ada keinginan untuk umroh dari tahun 2013, dimana saat itu harga umroh masih lebih murah dari sekarang tapi ga pernah kesampaian. apalagi semenjak mengambil S2 pertengahan tahun 2015, pengeluaran saya semakin besar, semakin meredupkan angan-angan ingin berangkat umroh. Lalu tiba-tiba2 di pertengahan bulan Desember 2015, orang tua menawarkan umroh dan kebetulan ada rejeki untuk saya dan adik saya yang cowo, yang jd mahram saya selama disana. Alhamdulillah. semua serba mendadak dan kebetulan. beberapa waktu masih ga nyangka bahwa saya akan berangkat kesana, sampai nama saya menjadi salah satu rombongan umroh yang berangkat 3 Januari 2016. lama-lama saya berpikir bahwa mungkin Allah SWT sudah memanggil saya untuk kesana.

Pemikiran itu semakin dikuatkan ketika Pa Ustadz Komar, selaku mutawwif (pembimbing) rombongan kami selama disana, berkata "tidak semua orang bisa datang kesini. hanya orang-orang yang dipanggillah yang bisa datang kesini... yang bisa datang kesini bukanlah orang kaya, tapi orang-orang yang dipanggil. banyak orang kaya, tapi belum dipanggil kesini, mereka tidak akan kesini. tapi banyak orang-orang yang secara ekonomi berkekurangan tapi bisa datang kesini" aku merenung dan berpikir, ko bisa sama ya pemikiran aku sama pak ustadz ini.

Lalu, saat disana saya ingat lafadz yang selalu dikumandangkan ketika umroh yang dinamakan talbiyah.


Labbaikallahumma labbaik, labbaikalaa syariikalaka labbaik, innalhamda wanni'mata laka walmulka laa syariikalaka

artinya: "aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. tidak ada sekutu bagi-Mu. aku datang memenuhi panggilan-Mu. sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. tidak ada sekutu bagi-Mu"

setelah membaca arti dari bacaan itu, semakin mantaplah perkiraan aku bahwa jika Allah sudah menghendaki kita untuk berangkat, maka Dia akan memudahkan jalan kita. 

Pada Rabu, 6 Januari 2016 menjelang tengah malam, saya menginjakkan kaki pertama kali di Mekkah. kami menempuh perjalanan dari Madinah ke Mekkah selama sekitar 6 jam. Saat baru sampai Mekkah kami dibawa ke hotel dan siap-siap untuk langsung umroh. masih inget ketika pertama kali melihat ka'bah. ibu-ibu di dalam rombongan keliatan merinding dan sebagian ada yang menangis terharu. saya sempet bengong dan berpikir, "oh, jadi ka'bah tuh seperti ini" sebuah kotak hitam berukuran besar berdiri di tengah-tengah mesjid, dimana banyak orang berkumpul disana. hal yang membuat saya terharu adalah karna saya pernah menonton film Ar-risalah, film tersebut menceritakan tentang Rasul saat berjuang menegakkan Dien Islam di Arab. kotak besar hitam yang mungkin terlihat biasa tapi Rasul mengorbankan harta, jiwa dan raganya agar islam masih berdiri hingga saat ini. bagaimana Rasul diusir orang kaumnya dari Mekkah karena mereka tidak mau kekuasaannya direbut dan digantikan dengan kekuasaan Allah. bagaimana Rasul dilempari batu oleh kaumnya yang membencinya. bagaimana Rasul berusaha dibunuh oleh musuhnya yang membuat beliau kabur ke Madinah. kita, umat muslim, tidak perlu melakukan pengorbanan sejauh itu untuk melindungi kabah, kita cukup melakukan thawaf 7 keliling kabah yang meskipun melelahkan tp perjuangannya tidak sebanding dengan perjuangan Rasul.

Kami langsung melakukan thawaf (mengelilingi kabah sebanyak 7 kali). selesai thawaf, kami solat sunat thawaf 2 rakaat di bagian yang agak sepi. aku termenung bentar merasakan bahwa seolah-olah Allah ada dihadapan aku dan bertanya, "bagaimana kabarmu?" "bagaimana perjuanganmu hingga titik ini?" saat itu, aku teringat suatu ayat yang menceritakan tentang perjanjian manusia dengan Allah sebelum dia masuk ke dunia ini.

Al-araaf 7: 172
"dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "sesungguhnya kami (bani adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

sebelum dilahirkan ke dunia, manusia ditanya tentang kesanggupannya menghadapi ujian dunia. lalu manusia memilih untuk mengambil tantangan itu karena mereka ingin mendapat nilai yang lebih tinggi. sebelum dilahirkan ke dunia, manusia ditanya ttg Tuhannya. mereka bersaksi bahwa Allah SWT adalah Tuhannya. namun, setelah lahir ke dunia, semua ingatan ttg perjanjian itu hilang dan manusia menghadapi ujian sebenarnya. Dalam duduk aku sambil menghadap kabah selesai solat sunat thawaf, aku ingat ayat itu. lalu timbul perasaan seolah-olah Allah bertanya kepadaku, "bagaimana kabarmu? bagaimana perjuanganmu hingga saat ini?" aku masih duduk diam dan aku seperti ingat kembali bahwa aku pernah sangat mencintai Allah, aku pernah sangat menghormati-Nya sehingga semua perintah-Nya pasti aku laksanakan, aku pernah sangat menyayangi-Nya sampai-sampai aku ga mungkin melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan-Nya. Dan momen itu, seperti bukan momen selama aku ada di dunia ini. entah kapan.

Tiba-tiba terdengar seseorang melafadzkan, 

Al-anbiya: 87
"laailaha illa anta, subhaanaka innii kuntu, minadzaalimiin
"tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah aku)! sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri"

aku tahu bahwa lafadz itu adalah doa nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan paus selama berhari-hari. lafadz itu adalah bentuk tobat nabi yunus yang berusaha lari dari tanggung jawabnya untuk memberi peringatan kepada kaumnya agar tidak menyekutukan Allah. otomatis aku mengikuti dzikir orang tersebut dalam hati dan aku ulang-ulang terus menerus sampe terasa bahwa begitu banyak hal buruk yang pernah aku lakukan. aku menangis sejadi-jadinya saat itu, seolah-olah aku ingin berkata pada Allah, "ya Allah aku tidak bermaksud melakukan itu semua. jika aku sadar bahwa itu benar-benar salah, aku tidak akan melakukannya"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
terima kasih, sudah memanggilku ya Allah.

No comments:

Post a Comment